Kamis, 25 Maret 2010

untuk mu fatima ku

Entah mengapa namamu begitu tak ingin ku ingat akhir-akhir ini. Begitu lenyap tak berbekas di hatiku. Begitu ingin kutinggalkan jauh-jauh sebagai memori ku yang tak ingin lagi kuingat.

Hampa… yah hampa ketika ku coba menggali makna hadir mu malam itu. Ketika kita mencoba membuka kembali komunikasi kita yang tersendat belakangan ini. Dan kau berusaha untuk tak lagi acuh padaku seperti yang sudah-sudah. Mencoba memberikan kembali perhatian mu padaku…

Ah.. terlambat Fatima.. terlambat.. aku sudah tak lagi begitu merasakan getar-getar cinta di hatiku ketika senyum mu memukul lembut mata ku. Matamu menubruk relung-relung jiwaku yang kini hampa karena kebohongan mu. Sinar indah di wajah mu kian redup karena ketidiakjujuran mu. Haruskah ku uraikan disini Fatima?? Rasanya tidak perlu .

Tapi akan ku lakukan jika kau terus saja berlaga bodoh dan merasa tak bersalah atas apa yang telah kau lakukan padaku. Berhentilah bersikap layaknya kau yang teraniaya. Berhentilah bersikap layaknya aku sang terdakwa.

Fatima… cobalah ingat-ingat…kapan terakhir kita saling jujur soal masa depan.. saling jujur soal apa yang telah terjadi antara kita.. adilkah kesalahan ini kau timpakan terus padaku? Aku sedang tidak menyalahkan mu Fatima.. aku hanya ingin kau menyadari kekeliruan mu tanpa harus aku tunjukkan padahal jelas-jelas kesalahan itu tampak depan matamu.

Sampai detik ini aku masih bersabar Fatima.. menunggu kembali bunga-bunga cinta itu tumbuh di hatiku. Seiring berubahnya diri dan perangai mu.
Entahlah… aku hanya bisa berharap bukan ? berharap apa yang aku duga selama ini tak jadi kenyataan.

Aku.. akan mencari sendiri jawaban atas smua dugaan ku selama ini. Aku takkan membiarkan hati ku terus menduga-duga dalam syak wasangka buruk. Atau kau ingin membeberkan smuanya padaku.. itu yang ku harap…!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar