Kamis, 25 Maret 2010

hey manis

aku baru merangkak dalam perjuangan…
bertatih dan bangun..
jatuh dan bangun seperti semula…

catatan ini sebuah kelengkapan dari seuntai rasa yang tercabik tapi disatukan oleh waktu,
cinta itu tidak semahal Gunongan yang dipersembahkan Iskandar Muda untuk Kamalia abad ke-17 M, walau tak semahal puasara Taj Mahal yang dibangun di abad ke-17 M oleh Raja Shah Jahan untuk kuburan istrinya Mumtaz Mahal, namun catatan cintaku padamu yang kutulis di Facebook itu tidak kubangun dengan penindasan seperti para raja tersebut. Aku membuat catatan cinta untukmu dengan airmataku sendiri, tidak kukatakan dengan darah, tepatnya itu adalah serpihan luka yang telah direkam waktu, serpihan luka dari kepingan hatiku yang rentan.
Telah berapa banyak kukirimkan salam untukmu, aku sebutnya sebagai salam dari pengirim tak beralamat karena angin malam tak bisa tahu alamat orang, tapi ia tahu alamatmu, karena kau begitu mudah dikenalnya. Angin malam mudah saja mencari seorang sepertimu yang pipinya sering memerah yang memancarkan pesona.Matamu yang indah meneduhkan hatiku.. senyum mu yang menawan hingga kau pun ku panggil Hey Manis…!!! Percintaan kita tidak punya cemara di pinggir pantai, apalagi pantai cinta. Tepatnya, hubungan kita tidak bisa disebut percintaan, begitulah aku yang lebih suka menceritakan tentangmu daripada ceritakan tentang diriku sendiri, karena bagiku cerita tentangmu lebih penting ketimbang cerita hidupku sendiri.

Seperti nyanyian cinta tadi, aku pun bisa yakinkan beberapa tokoh di negeri kita untuk lakukan sesuatu demi rakyat, tapi aku tak mampu yakinkan dirimu bahwa aku cinta padamu. Aku bisa taklukkan tokoh di balik beberapa peristiwa, tapi aku tak bisa taklukkan hati seorang perempuan, seorang gadis yang kupanggil hey manis…!!!. Kenyataan ini ajariku bahwa kebanggaan secara berlebihan pada sesuatu tidak pantas disandang siapapun. Yang hebat dan penting menurut seseorang bahkan dianggap tak berguna bagi yang lain.
Hey manis, siapa saja bisa nyanyikan tentang cintanya yang tak pernah sampai. Kaupasti ingat kala badai dan riak tak lagi sekeras kemarin, mungkin yang kau dan aku cari sebuah ruang dalam kesunyian jiwa masing-masing. Kautahu kesunyian adalah seperti lipatan baju hijau yang kaujahit lalu kau tak tahu ia akan tutupi tubuh cantik siapa.
Hatiku kadang rentan bagai kain yang ditusuk jarum, tiada yang pastikan akan berbentuk apa setelah itu selain penjahitnya. Hey Manis, mungkin tubuhmu terbungkus tasbih menuju mihrab yang kautunggu di antara cerita cinta yang terpenggal. manis, hari-hari dalam hidupmu dan hidupku begitu cepat berpamit, malam pergi tanpa berpesan, dan fajar datang tanpa menjawab pertanyaan kita.
Hey Manis, ingin kurengkuh tapi kau begitu jauh, ingin kudengar suaramu, namun ia disamarkan musim. Hey Manis, telah kaubangun sekat dan hanya kau yang bisa meruntuhkannya untuk membebaskan hatimu dari penjara yang kaubangun sendiri. Pun untuk bebaskan hatiku dari sisa cerita luka yang belum pun sembuh. Ini hanyalah catatan cintaku untukmu kala cinta itu kian tak kumengerti dan mungkin kau anggap sirna bersama berlalunya setiap senja merah.
Hey Manis, bagiku tidak mudah dapatkan cinta sejati dan jatuh cinta lebih tidak mudah. Entah berapa musim dan tahun lagi harus kunanti, entah berapa catatan lagi harus kutulis, entah berapa orang lagi harus mendengarkan pengaduan perasaanku padamu, hanya kau yang tahu, hey Manis

wahai khumairah

wahai khumairah..
yang wajah nya lembut nan syahdu...
yang ditampak kan nya senyuman terhias manis...
yang dimatanya terpancar keteduhan nan merindu...

wahai khumairah...
aku pengagum mu tanpa ku harus menyentuh mu...
aku pencintamu tanpa pernah tau kenapa aku cinta...
aku perindu mu yang selalu ingin kau hadir di bulan purnama...

wahai khumairah....
langkah mu jangan lagi kau buat berat..
matamu jangan lagi kau buat sembab...
senyum mu jangan lagi kau simpan dibalik kedukaan mu...
karna aku tak kan pernah rela kau berduka dan lelap dalam kemurungan.

aku wahai khumairah..
tak akan sungkan mengorbankan hidup ku untuk mu...
tak kan pernah ragu melakukan apapun agar kau tetap tersenyum...
tak kan membiarkan mata indah itu mengeluarkan air nya dan membasahi pipimu...

karna aku yakin... wajah syahdu nan merindu itu...
wajah yang selalu di hiasi dengan pipinya yang kemerahan saat tersenyum..
wajah yang dihiasi dengan air pembasuh surga...
lebih layak hidup bahagia dari pada menderita...

khumairah...
jangan pernah berputus asa terhadap rahmat Allah...
setiap ketetapan-Nya adalah takdir...
setiap kejadian adalah sesuai sunnah-Nya
takkan di biarkan hamba-Nya menderita karna dia Maha Tahu...
takkan di biarkan hamba-Nya sendiri bila sang hamba meminta...
yakinlah khumairah.. yakinlah...

khumairah.. pemilik wajah yang bersemu merah..
pemilik mata yang berpendar indah...
pemilik senyuman yang terpancar ketulusan...
aku disini untuk mu...

jawaban atas sebuah pertanyaan

ku coba renungi apa yang terucap dari mu.. sbuah pertanyaan mudah.. tapi sangat mendasar dan fundamental..jawaban yang seharusnya mudah.. tapi terasa sulit ketika aku tak kunjung menemukan jawabannya ketika ku coba tanyakan ke hatiku.. karna rasa ini sebenarnya timbul..karna hatiku merasakan perasaan itu..

aku bertanya pada hatiku.. apakah aku mencintai mu karna mata indah mu? atau karna senyum manis mu saat terkembang? ataukah karna kau selalu menampilkan gerak gerik yang mempesonaku hingga aku cinta padamu? hatiku tak juga kunjung mampu memberikan sebuah isyarat jawaban... aku hanya coba memejamkan mataku.. menengadahkan mataku ke langit.. mengembangkan kedua tanganku kesamping.. lalu ku kosongkan pikiran ku.. dan mulai merasakan hembusan angin malam... entah mengapa yang terlintas di pikiran ku saat itu hanya bayang wajahmu.. matamu yang indah saat mata itu menatap mataku.. menyatu dengan senyum yang manis yang terkembang saat senyum itu membalas senyum ku.. lalu terlintas mata itu basah oleh sedih entah mengapa air mataku turut merasakan duka di mata itu..yang aku tau.. aku hanya ingin selalu berada dekat mu saat engkau sedih, duka, lara dan bahagia..

kalau aku cinta kau karna sesuatu.. pastilah itu tak akan abadi.. karna sesuatu itu pasti akan lenyap di makan waktu..dan cinta.. mengikuti sesuatu yang lenyap bersama waktu tersebut.. yang aku lakukan.. hanya menuruti hati kecil ku ketika aku sayang kamu.. lalu aku coba bertanya yang hingga kini tak kutemukan jawabannya.. dan akan ku terus mencari jawaban atas pertanyaan itu..hingga aku lenyap dimakan waktu..

aku hanya ingin menyentuh langit, lalu merubuhkan angkuhnya dinding hatimu.. agar kau tau.. dia tercipta hanya satu, aku pun tercipta hanya satu berikan kesempatan yang sama seperti ketika kau memberikan kesempatan kepadanya.. lalu biarkan hati kecil mu menuntun mu.. kepada siapa dia berlabuh..

aku tak tau apakah masih mungkin memiliki hatimu.. walau ku mampu memiliki ragamu suatu saat nanti.. yang kulakukan adalah membiarkan semua terjadi.. aku hanya bisa membuktikan rasa sayang ini tak kan lekang oleh waktu dan berharap apa yang kulakukan dapat meruntuhkan kerasnnya hatimu.. suatu saat nanti...!!!


hey.. aku sayang kamu.. dan jangan tanya kenapa.. karna tak semua pertanyaan ada jawaban nya.. dan tak semua pertanyaan mampu aku jawab.. karna kadang sang waktu adalah pemilik jawaban atas semua pertanyaan mu...

hey.. aku sayang kamu.. dan jangan kau berpikir menggunakan logika mu.. tapi rasakan saja rasa sayang ini dengan hatimu.. karna cinta ini hanya untuk kau rasakan.. bukan untuk kau pikirkan..

hey.. aku sayang kamu... dan akan selalu begitu...

untuk mamah ku

Ibu
Aku memanggil nya mama.. entah dengan kalian
Aku memanggilnya dengan sejuta kelembutan yang ku punya sebagai lelaki
Aku menyentuhnya dengan sejuta kasih sayang yang ku miliki dari seorang lelaki
Aku melindunginya dengan sejuta kekuatan yang kumiliki dari seorang anak.

Ibu..
Aku selalu memanggilnya mama, entah dia sedang marah atau senang
Entah sedang menangis atau tertawa

Pernah kulihat engkau menangis di tengah malam dalam sholat mu hanya untuk mendoakan aku, tapi tak pernah kulihat engkau menangis karena kelakuan ku yang kadang membuat mu malu. Engkau menyembunyikan tangis mu di hadapan anak mu ini, agar engkau terlihat tegar. Agar tak kau lihat anak mu sedih karena tangis mu

Mama, yang pernah ku cium kakinya sekali dalam seumur hidup ku,
Maaf kan anak mu ini.. yang hingga detik ini masih saja membuat mu terkadang marah, terkadang menangis meski kau sembunyikan tangis mu dari ku. Yang terus saja tak tau diri hingga membuatmu sakit.

Mama, terima kasih atas didikan mu yang kadang keras, yang menjaga ku di waktu kecil ku, yang mengusap kepala ku di waktu sakit ku, yang mendoakan ku di saat aku terpuruk.
Yang tak pernah meninggal kan ku di saat aku butuh seseorang untuk bercerita. Tapi rasanya terima kasih pun tak cukup. Aku tau ma.. aku belum menjadi seperti yang engkau inginkan, aku belum menjadi seperti yang kau dambakan. Aku belum menjadi orang berhasil yang mampu kau banggakan. Aku malah kadang membuat mu susah dengan tingkah ku.

Ma, maaf kan aku.. anak mu yang belum memberikan sesuatu untuk kau banggakan, tapi aku janji ma.. tak kan kubiarkan api neraka menyentuh ragamu, aku akan minta pada Rabb ku ma.. agar smua dosa mu aku yang tanggung. Agar smua amal kebaikan ku, engkau yang terima. Hanya itu yang bisa kulakukan untuk mama. Aku hanya ingin melihat mu bahagia, kalau tidak di sini, aku ingin melihat mu tersenyum di surga sana. akan ku jaga nama baikmu.
Amin

this night

malam inii... terlalu cepat ku lewatkan
hingga tak terasa aku terlelap dalam sudut kelam...

malam ini.. terlalu cepat motor ku melaju di kemacetan kota..
hingga tak terasa kau pun merebahkan kepala mu dibahu belakang ku...
sepertinya kau ingin terus bersamaku...

malam ini.. terlalu indah untuk dilewatkan..
hingga ku merindukan saat saat kau memelukku dari belakang..
sepertinya kau tak ingin melepas ku...

aahhh...
andai setiap hari seperti malam ini..
begitu damai aku memilikimu...
begitu banyak yang ingin ku bagi cerita tentang masa depan dengan mu
ehhm... andai kau juga merasakan yang kurasakan seperti malam ini..

ouwhh Tuhan..
andai aku bisa menciptakan mesin pe rewind waktu..
maka aku ingin setiap harii ku seperti malam ini..
atau saat malam ketika ku lihat parasmu yang tampak tersipu saat kau sedang bingung..
saat dimana kau lepaskan tawamu
dan menutupi wajah indah mu dengan tanganmu

Tuhan...
saat saat seperti malam ini...
adalah momen terbaik dalam hidupku saat bersamanya...
membuatku kembali merasakan makna hidup...

malam ini.. mungkin kah terulang..
biarkan waktu yang menjawab nya...

on the bus..

Hem.. hari ini kejadian menarik sekaligus membuat ku teringat akan masa lalu..Cerita na dari blok m mau ke rumah rawamangun naek busway..

Tak di duga tak dinyana.. seorang wanita dari belakang menyapa ku dengan tepokan di punggung sambil menyebut namaku.. aku spontan melengos ke belakang.. wew… dia.. yah dia.. wanita dari masa lalu ku yang sangat ku kenal dengan baik.. kini hadir di hadapan ku dengan membawa anak laki2nya. Spontan dia mengulurkan tangannya..sambil menanyakan kabar ku..

Dalam busway yang jumlah penumpang na tak seberapa itu terlibatlah perbincangan basa basi awal nya. Lalu dia perlahan-lahan mulai curcol. Ehm.. edan..kenapa mesti curhat ke gw sih.. ratap ku dalam bathin. Jadilah selama 40 menit perjalanan blok m – dukuh atas – rawamangun jadi ajang curhat sang mantan itu.

Bathin ku mengeluh.. uhgg.. lama bener nih busway jalan na, bosan aku mendengar ocehan ocehan tentang rumah tangganya.. karena itu bukan urusan ku. Ada hijab yang jelas diantara kamu dan aku, pikir ku. Dan bukan kapasitas ku mengomentari cerita mu, toh km tak pernah meminta pendapat ku.

Sesampainya di rumah ingatan ku melayang jauh di tahun 2005. Teringat ketika dia bilang akan meninggalkan ku.

“ cum loe tuh lelaki baik.. tapi itu aja ga cukup buat gw saat ini.. gw butuh lelaki yang bisa mencukupi hidup keluarga gw kelak, dan itu ga gw dapet dari loe, gw ga mau hidup susah..tapi biar bagaimanapun.. rasa sayang gw tetep milik loe..gw harap loe ngerti”

Kata-kata sakti itu kembali terngiang di telingaku.. padahal itu sudah berlalu 4 tahun lalu. Kata-kata yang meluluhlantak kan hati dan pikiran ku kala itu. Kata-kata yang membuat aku seperti lelaki pecundang. Kata-kata klise seorang wanita yang ingin meninggalkan kekasihnya hanya untuk membuat kesan baik.. kata2 yang membuat ku sedikit berubah pandangan soal wanita.

Hemm…Katanya kau kini menyesal karena telah bodoh memilih lelaki, kini dia, yang kau sebut suami mu itu memang memenuhi semua kebutuhan mu, tapi tidak kehausan mu akan kasih sayang yang tulus dari seorang laki-laki, kini suamimu selalu pulang larut malam.dan ringan tangan sejak kau memiliki anak. Aku pun membathin dalam hati.. “ ketika kau bersedia menikah dengannya juga bukan karena sesuatu yang berasal dari hati mu bukan? Bukan kah kau menikah dengan dia, hanya karena materi karena kau tak mau hidup susah? Lalu kenapa harus mengeluh? “

Hidup ternyata tak melulu soal materi. Ada sisi-sisi lain yang kadang manusia tak tau bahwa selalu ada yang lebih penting dari materi. Kasih sayang yang tulus, memperlakukan pasangan kita layaknya orang yang sangat kita hormati adalah sisi-sisi lain yang harus di pertimbangkan ketika akan nikah nanti. Ah sudah lah... sebuah pelajaran berharga kini kudapat. Bahwa ternyata, ukuran sebuah keluarga bahagia bukan terletak di materi, entah dimana letak sebuah kebahagiaan karena tiap orang pasti beda-beda. Tapi menurutku sebuah keluarga akan bahagia jika kita menikah berdasarkan hati yang ikhlas dan keinginan tulus membangun sebuah keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah.
Materi.?? Bisa di cari sama2.. ( begitu kata seorang wanita )

Hidup ini sementara.. apa yang bisa dibanggakan dari materi yang berlimpah kalau kita tetap saja tak bersyukur?

Ehm… banyak yang ingin kutuliskan disini sebenarnya.. tapi bathin ini kelu, lidah ini buntu, jari ini seperti tak menentu, dan pikiran ini sedikit seprti ngilu.. kenapa harus teringat kembali kenangan pahit.

untuk mu fatima ku

Entah mengapa namamu begitu tak ingin ku ingat akhir-akhir ini. Begitu lenyap tak berbekas di hatiku. Begitu ingin kutinggalkan jauh-jauh sebagai memori ku yang tak ingin lagi kuingat.

Hampa… yah hampa ketika ku coba menggali makna hadir mu malam itu. Ketika kita mencoba membuka kembali komunikasi kita yang tersendat belakangan ini. Dan kau berusaha untuk tak lagi acuh padaku seperti yang sudah-sudah. Mencoba memberikan kembali perhatian mu padaku…

Ah.. terlambat Fatima.. terlambat.. aku sudah tak lagi begitu merasakan getar-getar cinta di hatiku ketika senyum mu memukul lembut mata ku. Matamu menubruk relung-relung jiwaku yang kini hampa karena kebohongan mu. Sinar indah di wajah mu kian redup karena ketidiakjujuran mu. Haruskah ku uraikan disini Fatima?? Rasanya tidak perlu .

Tapi akan ku lakukan jika kau terus saja berlaga bodoh dan merasa tak bersalah atas apa yang telah kau lakukan padaku. Berhentilah bersikap layaknya kau yang teraniaya. Berhentilah bersikap layaknya aku sang terdakwa.

Fatima… cobalah ingat-ingat…kapan terakhir kita saling jujur soal masa depan.. saling jujur soal apa yang telah terjadi antara kita.. adilkah kesalahan ini kau timpakan terus padaku? Aku sedang tidak menyalahkan mu Fatima.. aku hanya ingin kau menyadari kekeliruan mu tanpa harus aku tunjukkan padahal jelas-jelas kesalahan itu tampak depan matamu.

Sampai detik ini aku masih bersabar Fatima.. menunggu kembali bunga-bunga cinta itu tumbuh di hatiku. Seiring berubahnya diri dan perangai mu.
Entahlah… aku hanya bisa berharap bukan ? berharap apa yang aku duga selama ini tak jadi kenyataan.

Aku.. akan mencari sendiri jawaban atas smua dugaan ku selama ini. Aku takkan membiarkan hati ku terus menduga-duga dalam syak wasangka buruk. Atau kau ingin membeberkan smuanya padaku.. itu yang ku harap…!!!!

dalam lelah ku

Entah mengapa..
Aku ingin terus tertidur di pangkuan mu..
Aku tak ingin melepaskan moment malam itu…

Dalam pangkuan mu.. aku merasakan kasih sayang tulus
Kasih sayang tanpa kebohongan..
Kasih sayang yang sepenuhnya kau berikan padaku saat kau usap kepalaku.

aku lelah
Dan engkau mengerti bagaimana menenangkan hati ku..
Mencerahkan hatiku dengan petuah-petuah bijak mu

Aku lemah..
Kau selalu ada untuk menguatkan ku..
Meniti jalan-jalan baru untuk aku agar aku selalu tegar menghadapinya

Andai kau tak ada.. apa jadinya aku ini..
Tak ada lagi yang bisa membuatku bertahan untuk mengarungi cobaan ini..
Tak ada alasan lagi untuk ku melewati hari-hari ku

Mamah…
Aku lelah malam ini… teramat lelah mengarungi hidup ku sendiri..
Tidurkan lah aku… seperti saat kau timang aku semasa kecil ku..
Aku ingin tertidur selamanya dalam pangkuan mu…

Lelah ini seperti tak bertepi…
Lelah ini seperti tak bisa di sandarkan..
Lelah ini kembali menyerangku…

Huuffppp….. doa kan aku.. agar aku selalu kuat…

asa itu

Masih adakah yang peduli padaku..??

Entah lah..
Rasa sepi dan sendiri ini terus saja menghantui ku
Rasa lelah dan letih batin ini terus saja menyerangku…

Rasanya ingin mati saja..
tapi teringat dosa yang tak kunjung mampu ku eliminasi jumlahnya.
Teringat bunda yang terus saja menaruh beban harapan dipundak ku

Ingin menepi saja dari hidup ini..
tapi teringat aku ini makhluk lemah..yang tanpa bantuan dan pertolongan kalian..
aku makin hancur dalam nestapa.

Ingin aku terjang sekat yang pekat dalam ruang dan waktu yang kita lalui
Yang memisahkan antara aku dan kamu kini
Agar aku selalu bersamamu menghilangkan sepi di hati
Setiap hari dan setiap aku diserang rindu seperti saat ini

Ingin aku hancurkan dinding pemisah yang membuat ku gelisah
Yang membatasi ruang gerak antara aku dan kamu untuk saling menyandarkan lelah
agar kita tetap saling terjaga dalam cinta yang selalu membuat kita resah

masihkah aku harus lebih banyak menunggu..?
aku terus bertanya tentang asa yang mengapa tak kunjung tiba.
Entah aku bertanya pada siapa..
pada pemilik asa pun aku tak kan menemukan jawaban…
karena Dia hanya bekerja menurut caraNya..

entah lah.. sabar ku dalam ujian
selalu dan selalu dalam ujian…

dan Engkau wahai pemilik jiwaku…
akan Kau dapati aku dalam sabar yang tak pernah berujung
karena aku tau.. itu lah yang termaktub dalam firman Mu

walau perih, teruslah melangkah

Cobaan demi cobaan mendera mu. Rintangan demi rintangan trus saja kau temui dalam perjalanan hidup mu. Dalam perjalanan panjang hidup selalu saja ada onak dan duri yang menghentikan langkahmu sejenak.

Menyerahkah engkau? Hening.. Tak ada jawaban disana. Hanya ada raut keraguan di wajahmu, keraguan akan kah kau sanggup terus berjalan menyusuri jalan-jalan takdir hidupmu. Keraguan yang kadang membuat mu harus sesekali berhenti di tengah jalan, lalu bimbang dan tak tau harus bagaimana. Kau mencoba meyakinkan dirimu sendiri untuk terus mencoba berjalan. Tapi setiap kaki yang kau coba angkat, terasa begitu berat. Berat karena hati dan pikiran mu bertabrakan, tak singkron, tak lagi sejalan. Hatimu ingin terus berjalan menyusuri takdir-takdir hidupmu tapi tidak pikiran mu.

Pikiran mu melanglang buana melintas dimensi waktu higga menjadi beban dalam langkah mu. Pikiran mu di penuhi beribu tanya yang tak kunjung terjawab. Selalu saja terbersit tanya ketika kau mencoba melangkah “nanti kalau….. bagaimana…?? Mampukah aku..??” hingga membuat mu meragu.

Pikiran pikiran keraguan yang tak mampu kau bendung hingga membuat mu bimbang akan langkah mu sendiri.. harus kah kembali.. atau terus saja melangkah tanpa perlu kau tau kemana arah dan tujuan hidup mu.

Hey… diam lah sejenak bila langkah mu ragu. Hentikan langkah mu bila lelah melandamu tapi bukan untuk kembali berjalan mundur. Pejamkan matamu dalam setiap langkah mu yang terhenti lalu tariklah nafas dalam-dalam.. rasakan hangatnya mentari di bawah hembusan angin sore. Rasakan kembali getaran-getaran cinta yang membuatmu tersenyum…

Hey.. lihatlah.. aku tak pernah meninggalkan mu walau sejengkal pun. Aku akan selalu ada untuk mu, selalu ada dalam setiap gundah dan gelisah mu. Dalam setiap lelah dan letih mu.

Hey.. walau perih langkah yang kau pijak, jangan pernah menyerah. Melangkah lah perlahan bila memang harus begitu, tak perlu terburu-buru.. toh hidup kita juga tak sedang terbuburu-buru bukan? Yakinlah… Rabb mu tak kan memberi mu keadaan ini bila kau tak mampu melewati nya, karena Dia yakin akan kemampuan mu melewati ini semua.

Tatap lah masa depan.. tentang kau dan aku, tentang harapan dan cita-cita masa kecil mu. Tentang kita yang selalu mengingatkan, yang selalu melengkapi dan mengisi. Jadikan itu sebagai penyemangat mu untuk tetap berjalan dan terus berjalan menyusuri langkah takdir mu.

Aku tau kau mampu melewati ini smua.. kau mampu…!!!! Amiiin..

aku ?

aku?

adalah selubung cinta yang tak bertepi...

Adalah ketiadaan yang tidak ada...

Adalah nyaris tak berharga...


Namun begitu, aku ingin tetap hadir sehingga seolah selalu ada...

karena warna hidup ku selalu berubah

sedikit menarik sehingga tak dapat begitu saja terlupa...


aku...

adalah candu...

yang membuat engkau seolah merindu...

tapi aku membuat mu terjerembab dalam sembilu


Aku… ah sudah lah….

Kau tak kan mengerti tentang aku…

Tapi yakin lah…

Aku selalu bisa mengerti mu…

dalam diam dan tangis mu...

mengapa harus ku alami

mengapa harus ku alami.. cinta suci tak berarti..
kini kau telah pergi.. tinggalkan ku sendiri…

tak kuasa di hati.. mengapa kau pergi..
betapa hati ku hampa.. kau pergi…..

harus kah ku berlari.. dari kenyataan ini..
ku relakan kau pergi.. aku sendiri…

ahhh… lagu ini.. mengapa seperti begitu mewakili perasaan ku malam ini. Sebuah lagu lawas era 95 an. Entah apa judulnya, dan yang menyanyikannya. tapi lagu ini begitu mengena dan menggambarkan suasana hati ku.

Kenapa harus lagi dan lagi, cinta ku kandas tak berbentuk. Seperti mengulang sebuah episode kelam dalam sejarah hidup ku. Aku seperti sebuah episode yang hilang dalam perjalanan waktu menuju bahagia. Episode cintaku seperti tak tercatat dengan akhir yang indah.

Entah mengapa episode cinta ku yang hancur lebur seperti tak mau beranjak pergi dari kehidupan ku. Tak dibiarkannya aku memiliki akhir yang indah di setiap perjalanan cinta ku. Aku yang memulai, lalu aku berjuang, aku yang mempertahankan semua cinta dengan segenap daya ku, lalu kau pergi begitu saja atas nama cinta yang lain, dan hancurlah hatiku berkeping dan tak berbentuk. Menyisakan luka dan perih yang semakin menganga.

Hancur sehancur hancurnya, kemudian memaksa ku untuk membentuk kembali serpihan hatiku. Agar aku tetap memiliki hati untuk meraih asa. Asa yang kemudian menjadi semu dan tak berbentuk.. atau kah asa itu memang semu?

Rabb… bukankah dalam setiap doa aku tak pernah berputus asa atas rahmat Mu..? lihatlah.. bahkan hati ku yang sudah hancur berkeping pun, aku masih sanggup berjalan menyusuri jejak nya agar aku tak kehilangan rahmat Mu. Walau harus merangkak dan berdarah-darah memunguti serpihan itu.

Rabb.. aku tau.. cinta sejati hanya untuk Mu.. tapi biarkan aku rasakan nikmatnya cinta kekasih ku.. agar aku dapat menyempurnakan iman ku ya Rabb. Aku tak sedang menyekutukan Mu dengan mencintai dia dalam hidup ku.. dia… sang kekasih yang kau ciptakan dari tulang rusuk kiri ku.. walau aku tak tau dimana kekasih ku itu.. walau aku tak tau siapa dia.. jangan lagi hadirkan dia hanya untuk menghancurkan hati ku…

Tapi aku yakin.. dia sedang menunggu ku di satu sudut harapan.. menanti ku dengan senyum terindah yang dimilikinya. Atau.. lebih baik dia musnah ditelan gelombang dan terjalnya jalan menuju asa.. agar aku tak lagi berharap.. agar aku tak lagi tersakiti..

Semoga… tak lagi aku terperangkap dalam muslihat yang hanya akan terus membuat ku kehilangan asa. Agar aku bisa menceritakan tentang indah nya cinta, indahnya sebuah harapan.. harapan yang menuntun ku pada surga Mu. amiiin

menjadi rumput kecil

Cinta,
belum kutemukan juga makna di balik kata

padahal aku telah menjelma menjadi burung
menembus angkasa merobek sukma
berkelana terbang disetiap pergantian musim

menjelma menjadi angin
yang berhembus ke delapan penjurunya
disetiap hempasan waktu

menjelma menjadi hujan
yang mengalir deras mencari muara
disetiap hiliran mata air

hari ini,
aku tak kan pernah lagi berubah
akan tetap menjadi rumput kecil
dari kumpulan semak belukar yang tak bertangkai dan berbunga.
Yang terhempas oleh injakan injakan roda waktu yang terus berputar

kini ku tau

Aku berputar,
mencari makna disetiap kejadian aku dan kamu…
Berjalan menyusuri langkah-langkah mu yang menghilang dan penuh misteri
Aku berhenti tiap kutemukan pertanda..
tapi aku tak pernah tau itu apa dan aku dimna…
Sementara engkau terus menjauh meninggalkan tanya..

Sejenak aku kumpulkan semua memori ku tentang kamu..
Lalu memori kalian tentang dia…
Mencoba merangkai apa yang bisa kurangkai menjadi kalimat bermakna..
Merangkai selaksa peristiwa peristiwa yang telah lalu
Menjadi sebuah bentuk seutuhnya tentang kamu..

Tentang kamu..
menjadi sebuah misteri dalam hidup ku
tak pernah berakhir
tapi kini ku tau…

ketika hidup adalah pilihan

Ketika hidup adalah pilihan

Maka jalan mana yang akan kau pilih? Telah nyata kebaikan dan keburukan di hadapan ku, namun kadang tak mampu ku singkap makna dan arti smua itu. Telah aku mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk, namun kadang nafsu menguasaiku untuk tak mampu lagi mencerna logika sehat ku.

Bahkan aku tak kuasa ketika aku tau aku melakukan hal bodoh dan salah, aku tak kuasa untuk tidak mengulangi nya lagi. Karena begitulah cara setan menggoda manusia. Menjadikan kesalahan kesalahan yang aku buat laksana candu. Seolah olah aku tak mampu melepaskan diri dari candu itu. Padahal nafsu syahwat telah menguasai ku. Setan dan bala tentaranya meniupkan kepada ku kenikmatan-kenikmatan semu.

Ahh.. padahal telah mampu aku membedakan mana jalan surga dan mana jalan neraka. Tapi tetap saja aku tak mampu menahan godaan godaan yang tampak dalam mataku.

Ya Rabb… benar lah kata Mu.. “takkan Ku biarkan hamba Ku mengaku beriman, padahal ujian belum Aku berikan “

Huffpp.. menjadi istiqomah itu berat…
Pilihan pilihan hidup selalu saja ada… bahkan Engkau pun membebaskan aku untuk memilih jalan hidup ku sendiri…dan Engkau akan menunggu ku di pengadilan Mu…

Ya Rabb.. jadikan aku manusia yang istiqomah….
menjadi baik atau menjadi burukkah aku... ? hanya aku sendiri yang menentukan

aku, yang kau tinggalkan perlahan-lahan

Seharusnya aku tau…. Hingga aku tak pernah berharap lebih padamu.. seharusnya aku mampu mengendalikan rasa ini, karena aku tau ending nya akan selalu begini, dengan siapapun wanitanya.. seharusnya aku mengerti, bahwa angan-angan untuk menjadi seorang imam dalam keluarga hanya ilusi kosong.

omong kosongkah aku ketika berbicara soal harapan yang selalu ada? Terlalu berlebihan kah aku ketika berbicara tentang masa depan yang bisa kita raih ? memang tampak tak nyata bagimu, tapi buatku.. itulah yang ingin kuraih bersamamu..

Aku tetaplah seorang pecundang, yang selalu kalah oleh cupid, sang dewi cinta, kalah karena ku selalu terpanah oleh panah asmaranya yang membuatku selalu terbang terbuai angan-angan. Terlena terbang tinggi hingga ketika kusadar.. aku jatuh terhempas kebumi dengan kerasnya. Hancur.. maka jadilah aku sehancur-hancurnya bagai abu terbang tertiup angin tanpa bekas tak bersisa. Hanya menyisakan perih. Menyesakkan dada

Ah.. mengapa selalu begini.. mengapa selalu saja kisah ini berakhir pilu. Kisah ini tak pernah berending manis untuk ku. Selalu dan selalu, lagi dan lagi aku harus merasakan getir dan pahit nya cinta. Mengapa selalu aku menjadi kurawa yang kalah perang dan pulang menanggung malu dengan coreng moreng di muka ?

Aku seperti prajurit kalah perang. Pulang tanpa punya kehormatan sebagai lelaki, pulang tanpa punya rasa kebanggaan pada dirinya sendiri..

Akhirnya memang aku tak menjadi qais sang majnun yang rela menunggu hingga ajal menjemput di kuburan sang kekasih, laila. Aku juga bukan romeo yang menyusul Juliet nya ke alam baka. Aku tetaplah seorang pecundang.. pecundang dan pecundang yang selalu kalah dan ditinggalkan cinta. Yang mencoba untuk tetap menunggu kembali wanita yang dicintai dengan sepenuh hati nya itu.

kemudian kau pun melangkah pergi.. pergi seolah-olah tak pernah ingin kembali..

Aku mengerti keputusan yang kau ambil sayang.. mungkin ini refleksi dari sekian banyak kekecewaan mu padaku yang bertumpuk menjadi satu.. Sayang.. aku tak pernah sakit hati atas keputusan mu.. aku tak pernah bisa membenci mu.. aku tak pernah bisa melupakan mu.. aku tak bisa membunuh rasa sayang ini…aku mengerti sayang… aku sangat mengerti.. bahwa engkau lebih memilih dia dari pada aku…

Biarlah aku tetap begini.. karena begini lah aku.. tak sempurna..
karena beginilah aku selalu membuat orang yang kucintai kecewa.
Karena beginilah aku..yang mencintai mu dengan tulus yang aku punya…dengan caraku sendiri..

Aaaaahhh…entahlah… entahlah… aku tak mengerti apa yang berkecamuk di benak ku saat ini. Ingin rasanya menghilang menutupi muka ku yang penuh dengan rasa malu ketika semua mata menatapku. Seolah-olah semua berkata ketika meihatku.. “hey itu pecundang.. lihatlah pecundang itu..” dan mereka pun tertawa terbahak-bahak melihatku yang tersudut dan tak mampu berbuat apa2..

Akhirnya.. hanya sepilah teman sejatiku… karena dia selalu ada ketika aku membutuhkannya.. sepi tak pernah meninggalkan ku. Selalu saja menemani dan mengintai ku dengan setia
Hanya Rabb ku lah kekasih sejati ku.. karena dia tak pernah meninggalkan ku dalam kondisi apa pun…

Ya Rabb..ampuni aku.. yang telah meminta kepadamu dalam sujud ku dengan berurai air mata di malam-malam panjang ku. Meminta agar dia kau ciptakan hanya ditakdirkan untuk hidup bersama ku.

Ya Rabb..ampuni aku yang bodoh dan tak mengerti setiap kejadian yang menimpaku adalah niat baik Mu.. karena Engkau lebih tau apa yang aku butuhkan.

kini hatiku semakin terpatri, bahwa aku memang ditakdirkan untuk sendiri. Aku belum diizinkan-Nya menyempurnakan iman ku. Karena hingga kini aku tak tau apa yang Dia rencanakan untuk hidup ku. Aku tak mampu menyingkap LAUH MAHFUDZ. Aku hanya menjalankan apa yang di perintahkan Rabb ku, berusaha, berusaha dan terus berusaha sertai doa lalu ikhlaskan semuanya. Kini.. aku pada tahap akhir dari perjalanan usahaku.. ikhlaskan.. ikhlaskan.. demi nama_Mu ya Rabb aku ikhlas... hingga kau ambil nyawaku saat ini pun aku ikhlas.. aku tak kuasa memahami apa yang Kau rencanakan untuk hidup ku, walau aku tak pernah berputus asa atas rahmat-Mu. Astaghfirullah…

Kini ya Rabb.. biarkan lah aku tetap sendiri sepanjang sisa usiaku.. biarkan kesendirian dan kesepian ini membunuh aku secara perlahan dan menyakitkan. Please ya Rabb.. biarkan aku merasakan tenang nya jeda ini..

Tapi ya Rabb.. bila masih memungkinkan.. aku ingin hidup bersama dia..kekasih yang kucintai karena Mu. Bawalah kembali takdir-takdir cintanya pada ku..ikatlah kami dalam ikatan suci pernikahan yang Engkau ridhai.. amiin..

Waktu terus berlalu.. ada cinta yang datang dan pergi, ada jiwa yang hidup dan mati, semua hannya menunggu waktunya tiba… siapkah kita?


Aku.. yang kau tinggalkan perlahan-lahan